ANTISIPASI KONFLIK ANTAR NELAYAN, PERSONIL PATROLI POLAIRUD KETAPANG SAMPAIKAN HIMBAUAN TERKAIT BATAS WILAYAH TANGKAP

Ketapang - Permasalahan terkait batas wilayah tangkap antara nelayan Lamparan Dasar (Lamdas) dengan nelayan tradisional kerap timbul lantaran egoisme kedua belah pihak.

Nelayan Lamdas beralasan hasil tangkapan akan berkurang jika jauh dari bibir pantai, sedangkan nelayan tradisional akan terganggu aktivitasnya karena nelayan Lamdas yang melakukan penangkapan ikan terlalu mendekati bibir pantai.

Dalam beberapa kali pertemuan sudah dibahass terkait batas-batas wilayah penangkapan antara nelayan Lamdas dan nelayan tradisional.

Namun di lapangan sering timbul konflik antar kedua kelompok nelayan tersebut.

Untuk itu dalam setiap kegiatan Patroli, Satpolairud Polres Ketapang selalu mengajak nelayan yang di temui terutama nelayan Lamdas untuk tidak melakukan aktivitas menangkap ikan di wilayah nelayan tradisional.

Seperti yang di lakukan oleh Aipda Mulyono beserta rekannya saat sambangi nelayan Lamdas asal Desa Sukabangun Dalam Ketapang, Kamis (28/09/2023).

Dalam kegiatan sambang tersebut Aipda Mulyono mengajak nelayan untuk menghormati kesepakatan yang telah dibuat agar tidak timbul konflik atau permasalahan sesama nelayan yang mengharapkan rejeki dari laut.

" Hendaknya saling menghormati dan menghargai antar nelayan, terkait batasan wilayah tangkap harus di taati, agar sama-sama tidak di rugikan dan menimbulkan permasalahan di kemudian hari" ujarnya.

Selain itu kepada nelayan yang menemukan atau melihat aktivitas nelayan luar Ketapang yang beraktivitas di wilayah perairan Ketapang yang tidak sesuai perijinannya, agar segera melaporkan ke Satpolairud Polres Ketapang dan di himbau untuk tidak melakukan penangkapan sendiri atau main hakim sendiri. Demi mencegah kejadian maih hakim sendiri yang terjadi di wilayah lain di Kalimantan Barat.